Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Selain kaya akan sumber daya alamnya, Indonesia juga kaya akan budaya dan suku bangsanya. Dalam catatan sensus BPS tahun 2010 yang lalu, jumlah suku bangsa di Indonesia itu berjumlah sekitar 1.340 suku bangsa yang tersebar di banyak pulau di Indonesia. Jumlah yang sangat fantastis untuk sebuah negara. Suku bangsa tersebut benar-benar membuat negara Indonesia menjadi sangat kaya. Setiap suku memiliki kekhasan masing-masing yang tidak dimiliki oleh suku lainnya. Bayangkan jika salah satu suku bangsa Indonesia dari 1.340 menunjukan satu kekhasan saja, berarti negara Indonesia memiliki 1.340 kekhasan yang tidak bisa dibandingkan dengan negara lain. Salah satu kekhasan yang dimiliki setiap suku bangsa di Indonesia adalah rumah adat. Rumah adat di tiap suku bangsa berbeda dengan rumah adat yang dimiliki oleh suku adat lainnya. Kalau satu suku bangsa memiliki satu bentuk rumah adat, berarti ada 1.340 jenis rumah adat yang ada di Indonesia. Bayangkan betapa banyaknya rumah adat yang ada di Indonesia.
Rumah adat di Indonesia sangatlah beragam, ragamnya bisa dilihat dari bentuk atap, bentuk bangunan secara keseluruhan, dan peruntukannya. Ada rumah adat di Indonesia yang dibangun untuk pemakaman, ada juga rumah adat di Indonesia yang dibangun untuk pemujaan. Ada juga rumah adat di Indonesia yang dibangun untuk keperluan tempat tinggal seperti halnya kebutuhan rumah tangga. Misalnya berlindung dari cuaca hujan dan terik matahari. Rumah adat di Indonesia secara umum dapat ditarik benang merahnya melalui jenis bahannya yang sama yaitu, bahan bangunan alamiah. Rumah adat banyak menggunakan bahan yang sudah tersedia di alam, misalnya kayu, bambu, rotan, alang-alang, dan lain-lain. Semuanya sudah tersedia dan masyarakat adat tinggal mengolahnya sedemikian rupa menjadi bentuk rumah adat.
Salah satu jenis dan ragam rumah adat di Indonesia yang bisa kita temui adalah rumah adat Bali. Rumah adat Bali memiliki kekhasan yang berbeda dengan rumah adat di tempat lainnya. Rumah adat Bali sangat dekat dengan alam, misalnya selalu menggunakan perhitungan yang berdasarkan adat istiadat. Mereka percaya tentang aturan adat istiadat yang harus ditepati agar memberikan peruntungan bagi penghuni rumah adat di Bali. Salah satu kekhasan rumah adat Bali adalah bentuk pintu yang selalu kecil dibanding ukuran badan penghuninya. Setiap tamu yang berkunjung harus menundukkan kepala agar tidak terkena pintu saat melewatinya. Setelah itu, ruangan yang akan dilewati setelah pintu adalah belokan. Dalam adat istiadat di Bali, mereka percaya bahwa roh jahat itu berbadan besar dan kalau berjalan tidak bisa berbelok. Badan besar membuat mereka membuat pintu kecil. Dengan pintu kecil ini, harapannya roh jahat tidak bisa leluasa memasuki rumah adat Bali.
Setelah dari Bali, kita bisa melihat rumah adat Jawa Barat. Rumah adat Jawa Barat sekarang bisa dilihat di kampung-kampung yang masih mempertahankan adat istiadatnya seperti Kampung Naga di Tasikmalaya, Kampung Dukuh di Garut Selatan, Kampung Kasepuhan Ciptagelar di Sukabumi, Baduy Luar dan Baduy Dalam di Banten. Di kampung-kampung yang masih memegang teguh adat istiadat ini, kita bisa melihat rumah adat Jawa Barat secara utuh. Mulai dari penataan kampungnya yang disesuaikan secara homogen, misalnya menghadap ke arah utara selatan atau ke arah timur dan barat. Susunan kampungnya terdiri dari rumah ketua adat dan rumah penduduknya. Setelah itu ada semacam masjid dan madrasah yang dijadikan sekolah untuk anak-anak di kampung adat. Rumah adat Jawa Barat bisa dilihat dari jenis dan ragam atapnya. Misalnya ada atap julang ngapak, tagog anjing, dan masih banyak lagi. Setiap atap ini rata-rata di tutupi dengan bahan yang sama yaitu ijuk atau alang-alang. Bahan konstruksinya terdiri dari kayu hutan yang kuat dan bambu. Ikatan-ikatan antara batangnya dalam rumah adat menggunakan rotan atau bambu tali. Rumah adat ini sangat ramah lingkungan dan juga tahan gempa. Terbukti saat terjadi gempa di Jawa Barat terutama di Tasik Selatan yang sangat besar, konstruksi rumah adat tidak ada yang rusak. Terutama di Kampung Naga, rumah adat berdiri kokoh sementara rumah modern yang menggunakan konstruksi semen dan beton, pada hancur berantakan.
Sebagai pembelajaran, banyak sekali gambar rumah adat yang bisa kita pelajari. Salah satu universitas di Kota Bandung bahkan pernah melakukan penelitian atas rumah adat ini. Hasil penelitian rumah adat ini dituangkan dalam buku yang berisi gambar rumah adat yang sudah di teliti. Dalam gambar rumah adat yang detail, kita bisa melihat struktur yang digunakan oleh masyarakat agar tetap kokoh walaupun menggunakan material atau bahan alam yang tersedia di alam sekitar. Melalui gambar rumah adat, kita juga bisa mempelajari kearifan tradisional. Ada nilai-nilai filosofi dari setiap gambar rumah adat yang ada di masyarakat. Bukan sekedar membangun rumah adat tradisional tetapi mengagumi ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Langganan:
Posting Komentar (RSS)
1 komentar:
Foto yang terakhir itu adalah foto rumah adat osing Banyuwangi. Namanya Tikel Balung. Rumah itu terletak di Sanggar Genjah Arum Desa Adat Kemiren.
Post a Comment and Don't Spam!